Senin, 07 Juni 2021

MENDAFTAR UJIAN SERTIFIKASI PABEAN

 

Mendaftar ujian sertifikasi pabean dapat dilakukan secara mandiri maupun melalui lembaga kursus pabean, jika Anda tidak ingin repot dapat melalui lembaga khusus yang mana nantinya akan disertai juga pelatihan pra ujian sertifikasi pabean, namun jika Anda ingin mendaftar mandiri dapat mendaftar secara online,  ujian sertifikasi pabean biasanya dilaksanakan 2-3x dalam setahun dan pelaksanaanya hanya dilakukan di kota-kota besar seperti Jakarta, Batam, Medan, Semarang, Surabaya, Bandung dll.

untuk mendaftar mandiri silahkan cek secara berkala akun media sosial Pusdiklat Bea dan Cukai, di sana akan dijelakan prosedur,time line serta biaya pendaftaran ujian sertifikasi Pabean.

Syarat-Syarat pendaftaran ujian sertifikasi pabean, SELURUH PERSYARATAN PENDAFTARAN UJIAN SERTIFIKASI PABEAN WAJIB DIPENUHI JIKA TIDAK CALON PESERTA DINYATAKAN TIDAK LOLOS PENDAFTARAN, berikut syarat pendaftaran ujian sertifikasi pabean:

1.     Mengisi formulir pendaftaran online pada tautan yang diinformasikan dalam setiap pengumuman pendaftaran;

2.      Berumur paling kurang 18 (delapan belas) tahun pada saat mendaftar;

3.      Minimal memiliki ijazah Sekolah Menengah Atas (SMA) atau sederajat;

4.    Mengunggah (upload) berkas kelengkapan administrasi ujian pada menu yang terdapat dalam formulir pendaftaran online berupa :

a. Scan berwarna asli (bukan fotokopi) identitas diri berfoto (KTP/SIM/KITAS);


b. Scan berwarna bukti pendidikan formal berdasarkan asal lembaga pendidikan, dengan ketentuan sebagai berikut :

§    Calon peserta yang mempunyai ijazah dari lembaga pendidikan di dalam negeri :

Scan berwarna asli ijazah pendidikan formal atau scan berwarna fotokopi ijazah pendidikan formal yang telah dilegalisasi, bukan surat keterangan lulus, bukan surat keterangan hasil UN, maupun bukan daftar nilai ujian;

§    Calon peserta yang mempunyai ijazah dari lembaga pendidikan di luar negeri :

Scan berwarna asli bukti penyetaraan ijazah yang dikeluarkan oleh Kementerian Kebudayaan dan Pendidikan Dasar dan Menengah Republik Indonesia untuk jenjang ijazah SMA atau sederajat dan Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia untuk jenjang ijazah setara pendidikan tinggi;

§    Berkas yang diunggah adalah halaman depan dan halaman belakang ijazah/legalisasi ijazah/bukti penyetaraan (dalam 1 file).


c. Pas foto berwarna, dengan ketentuan :

§    berposisi tegak lurus menghadap ke depan tampak kepala dan dada;

§    rasio foto lebar : tinggi adalah 4:6;

§    latar belakang berwarna biru dengan kode warna (#0000FF);

§    berpakaian rapi (bagi Pria mengenakan kemeja dan jas serta berdasi, bagi Wanita mengenakan kemeja dan blazer);

§    bukan hasil rekayasa komputer;

§    bukan pas foto cetak yang difoto;

§    cukup 1 file foto yang diunggah;


catatan: banyak calon peserta yang dinyatakan gagal mendaftar karena melampirkan Scan ijazah hitam putih dan pas foto tidak memakai blazer (untuk wanita)

jika masih memiliki pertanyaan silahkan contact :  marizka001@gmail.com

Kamis, 23 Juni 2016

mitos dan peran ratu kalinyamatan dalam perkembangan masyarakat jepara



PENGANTAR ILMU BUDAYA
MITOS DAN PERAN RATU KALINYAMAT DALAM PERKEMBANGAN MASYARAKAT JEPARA























Disusun oleh:
Marizka Khoirunnisa’ (2301415040)



FAKULTAS BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2016





A.    Ratu Kalinyamat
Ratu Kalinyamat adalah putri Pangeran Trenggana dan cucu Raden Patah, sultan Demak yang pertama. Ratu Kalinyamat mempunyai nama asli Retna Kencana yang kemudian dikenal sebagai Ratu Kalinyamat. Retna Kencana kemudian tampil sebagai tokoh sentral dalam penyelesaian konflik di lingkungan keluarga Kesultanan Demak. Setelah kematian Arya Penangsang, Retna Kencana dilantik menjadi penguasa Jepara dengan gelar Ratu Kalinyamat. Penobatan ini ditandai dengan sengkalan tahun (candra sengkala) Trus Karya Tataning Bumi yang diperhitungkan sama dengan 10 April 1549. Selama masa pemerintahan Ratu Kalinyamat, Jepara semakin pesat perkembangannya. Menurut sumber Portugis yang ditulis Meilink-Roelofsz menyebutkan bahwa Jepara menjadi kota pelabuhan terbesar di pantai utara Jawa dan memiliki armada laut yang besar dan kuat pada abad ke-16.
Ratu Kalinyamat dapat digambarkan sebagai tokoh wanita yang cerdas, berwibawa, bijaksana, dan pemberani. Kewibawaan dan kebijaksanaannya tercermin dalam peranannya sebagai pusat keluarga Kesultanan Demak. Walau pun Ratu Kalinyamat sendiri tidak berputera, namun ia dipercaya oleh saudara-saudaranya untuk mengasuh beberapa keponakannya. Menurut sumber-sumber sejarah tradisional dan cerita-cerita tutur di Jawa, ternyata ia menjadi pusat keluarga Kerajaan Demak yang telah tercerai berai sesudah meninggalnya Sultan Trenggana dan Sultan Prawata.
Ratu Kalinyamat adalah seorang raja perempuan yang bertempat tinggal di Kalinyamat, suatu daerah di Jepara yang sampai sekarang masih ada. Kalinyamat kira-kira 18 kilo meter dari Jepara masuk ke pedalaman, di tepi jalan ke Jepara-Kudus. Pada abad ke-16 Kalinyamat menjadi tempat kedudukan raja-raja di Jepara. Kalinyamat adalah nama suatu daerah yang juga dipakai sebagai nama penguasanya. Th. C. Leeuwendal, Asisten Residen Jepara dalam Oudheidkundig Verslag 1930 menjelaskan mengenai lokasi kraton Kalinyamat dengan menggunakan berita dari Diego de Couto. Peta Karesidenan Kalinyamat terletak kira-kira 2 pal sebelah selatan Krasak dan di sebelah barat jalan besar Kudus-Jepara.

B.     Peran Ratu Kalinyamat terhadap Masyarakat Jepara
Di bawah pemerintahan Ratu Kalinyamat, Jepara mengalami perkembangan tersendiri. Kekalahan dalam perang di laut melawan Malaka pada tahun 1512-1513 pada masa pemerintahan Pati Unus, menyebabkan Jepara nyaris hancur. Akan tetapi perdagangan lautnya tidaklah musnah sama sekali. (H.J. de Graaf, 1986: 125). Kegiatan ekonomi menjadi semakin terbengkalai pada saat wilayah Kesultanan Demak menjadi ajang pertempuran antara Arya Penangsang dengan keturunan Sultan Trenggana. Meski pun demikian, perdagangan lautnya masih dapat berlangsung, walau kurang berkembang.
Setelah berakhirnya peperangan melawan Arya Penangsang, Jepara mengalami perkembangan tersendiri. Apabila Sultan Pajang sibuk dalam rangka konsolidasi wilayah, maka Jepara pun sibuk membenahi pemerintahan dan ekonomi yang terbengkelai selama intrik politik berlangsung. Perdagangan di laut Jepara dapat berlangsung meski pun kurang berkembang.
Namun beberapa tahun setelah berkuasa, Ratu Kalinyamat berhasil memulihkan kembali perdagangan Jepara. Konsolidasi ekonomi memang diutamakan oleh Ratu Kalinyamat. Di bawah pemerintahannya, pada pertengahan abad ke 16 perdagangan Jepara dengan daerah seberang laut semakin ramai. Pedagang-pedagang dari kota-kota pelabuhan di Jawa seperti Banten, Cirebon, Demak, Tuban, Gresik, dan juga Jepara menjalin hubungan dengan pasar internasional Malaka. Dari Jepara para pedagang mendatangi Bali, Maluku, Makasar, dan Banjarmasin dengan barang-barang hasil produksi daerahnya masing-masing (Meilink Roelofsz, 1962: 103-115). Dari pelabuhan-pelabuhan di Jawa diekspor beras ke daerah Maluku dan sebaliknya dari Maluku diekspor rempah-rempah untuk kemudian diperdagangkan lagi. Bersama dengan Demak, Tegal, dan Semarang, Jepara merupakan daerah ekspor beras (Armando Cortesao, 1967: 188).
Menurut berita Portugis, Ratu Jepara itu merupakan tokoh penting di Pantai Utara Jawa Tengah dan Jawa Barat sejak pertengahan abad ke-16 (H.J. de Graaf, 1986 : 128). Di bawah Ratu Kalinyamat, strategi pengembangan Jepara lebih diarahkan pada penguatan sektor perdagangan dan angkatan laut. Kedua bidang ini dapat berkembang baik berkat adanya kerjasama dengan beberapa kerajaan maritim seperti Johor, Aceh, Banten, dan Maluku.
Meski pun daerahnya kurang subur, namun di wilayah kekusaan Ratu Kalinyamat terdapat empat kota pelabuhan sebagai pintu gerbang perdagangan di pantai utara Jawa Tengah bagian timur yaitu Jepara, Juana, Rembang, dan Lasem. Oleh karena itu wajar apabila Ratu Kalinyamat dikenal sebagai orang yang kaya raya. Kekayaannya diperoleh melalui perdagangan internasional, terutama dengan Malaka dan Maluku. Jepara merupakan pensuplai beras yang dihasilkan di daerah hinterland. Selain berperan sebagai pelabuhan transito juga menjadi pengekspor gula, madu, kayu, kelapa, kapok, dan palawija. Apalagi dengan berlakunya sistem comenda dalam pelayaran dan perdagangan pada waktu itu (D.H. Burger, 1962 : 25-26), membuat Ratu Kalinyamat tidak hanya sebagai penguasa politik, tetapi juga sebagai pedagang.
Sesuai dengan letak geografis sebagai kota pelabuhan, Jepara menempati suatu titik yang menghubungkan dunia daratan dan dunia lautan. Dunia daratan adalah daerah Pati, Jepara, Juana, dan Rembang, sedang dunia lautan adalah jalur perdagangan dan pelayaran dengan daerah-daerah sekitarnya mau pun daerah seberang laut. Dengan demikian dilihat dari segi ekonomi, pelabuhan Jepara berfungsi sebagai tempat menampung surplus dari daerah hinterland untuk memenuhi warganya dan didistribusikan ke daerah-daerah lain di seberang lautan. Sebaliknya Jepara juga berfungsi menampung produk-produk dari daerah luar untuk selanjutnya didistribusikan atau diperdagangkan ke daerah-daerah hinterland yang membutuhkan.
Hanya tiga tahun di bawah kekuasaan Ratu Kalinyamat, kekuatan armada Jepara telah pulih kembali. Berita Portugis melaporkan adanya hubungan antara Ambon dengan Jepara. Diberitakan bahwa para pemimpin Persekutuan Hitu di Ambon telah berulang kali minta bantuan kepada Jepara, baik untuk memerangi orang-orang Portugis maupun suku Hative di Maluku (H.J. de Graaf, 1986: 130).
Bukti kejayaan Jepara pada zaman itu antara lain adalah armada laut yang besar dan kuat yang dimiliki Ratu Kalinyamat. Usaha melanjutkan cita-cita Adipati Unus untuk mengusir Portugis dari Malaka, menunjukkan bahwa Malaka merupakan salah satu titik dari jaringan perdagangan kota pelabuhan Jepara yang mulai mendunia. Sumber Portugis juga menjelaskan bahwa pada masa kekuasaan Ratu Kalinyamat, Jepara juga menjalin hubungan dengan para pedagang di Ambon. Beberapa kali para pemimpin pelaut dan pedagang Ambon di Hitu meminta bantuan pertolongan kepada Ratu Kalinyamat untuk melawan orang-orang Portugis maupun dengan suku lain yang masih seketurunan, yaitu orang-orang Hative. Hal ini merupakan indikasi bahwa Jepara juga mempunyai jaringan perdagangan dengan Ambon.

C.     Mitos Ratu Kalinyamat
Ratu Kalinyamat adalah seorang perempuan yang mendirikan kerajaan kecil di Mantingan, dekat Jepara. Istri Sultan Hadirin ini terpaksa menjadi janda pada tahun 1549 setelah suaminya dibunuh oleh Aryo Penangsang. Karena sangat berduka kehilangan suaminya, Ratu Kalinyamat dikisahkan bertapa agar dapat membalas kematian suaminya.
Tempat pertapaan Ratu Kalinyamat ini berada di Desa Tulakan, Kecamatan Keling, sekitar 40 kilometer arah timur laut Kota Jepara, atau 78 kilometer dari Kota Kudus, Jawa Tengah. Disana ada salah satu sudut bukit yang kini menjadi Desa Tulakan, tempat Ratu Kalinyamat bertapa selama bertahun-tahun tanpa busana dan berbalutkan rambutnya yang panjang. Ia memohon pertolongan dari Tuhan agar dapat melampiaskan dendam kesumatnya terhadap Aryo Penangsang, salah seorang murid kesayangan Sunan Kudus.
Ratu Kalinyamat pun sempat bersumpah, “Ora pisan-pisan ingsun jengkar saka tapa ingsun yen durung bisa kramas getihe lan kesed jambule Aryo Penangsang.”
Ratu Kalinyamat berjanji tidak akan mengakhiri tapa telanjang sebelum menjadikan kepala Arya Penangsang sebagai alas kaki Sang Ratu. Mengetahui hal tersebut, adik ipar Ratu Kalinyamat yang bernama Raden Hadiiwijaya (jaka tingkir). Setelah melalui strategi dan pertempuran yang sengit antara Danang Sutowijoyo (putra Ki Gede Pamanahan) yang menjabat ssebagain senopati Hadiwijaya, akhirnya Aryo Penangsang berhasil di kalahkan dan tewas secara tragis ususnya terburai oleh kerisnya sendiri. Dan Hadiwijaya membawa kepala dan darah Aryo Penangsang kehadapan Ratu Kalinyamat. Setelah membuat keset (alas kaki) dan darahnya digunakan sebagai keramas, maka baru berakhirlah tapa telanjang yang dilakukan Ratu Kalinyamat.
Pertapaan Ratu Kalinyamat dengan sumpahnya itu ditafsirkan oleh masyarakat sebagai wujud kesetiaan, kecintaan dan pengabdian Sang Ratu kepada suaminya. Ia dengan kesadaran dan keikhlasan yang tinggi bersedia meninggalkan gemerlapnya kehidupan istana.
Tempat pemandian untuk berendam (tapa kungkum) di sungai kecil dekat pertapaan kini dibangun pula pagar pemisah untuk peziarah pria dan wanita. Jalanan dan halaman situs pun telah diperkeras dengan paving block. Situs pertapaan Ratu Kalinyamat ini setiap malam Jumat Wage dipenuhi peziarah yang datang dari berbagai daerah di sekitar Jepara.
”Para peziarah kebanyakan kaum perempuan yang ingin cantik alami
seperti Ratu Kalinyamat. Syaratnya, mereka terlebih dahulu harus mandi di sungai kecil yang ada di dekat situs bekas pertapaan. Kemudian disusul dengan laku tapa atau meditasi selama 40 hari” ujar supami, juru kunci pertapaan Ratu Kalinyamat. Menurut Suparni, setiap Jumat Wage banyak orang yang berziarah. Di tempat itu, mereka berdoa pada Allah Swt. “Doanya ada yang terkabul. Lewat berdoa di situ kemudian dia dengan sukarela memberi bantuan sampai jutaan rupiah untuk membangun tempat ini,” ujar Suparni.
Kegiatan yang dilakukan di pertapaan itu tidak ada pantangannya. Tidak ada larangan. Tetapi untuk menjaga kelestariannya dilarang menebang pohon. Larangan menebang pohon sudah berlaku sejak 1989 silam. Sebab, sebelumnya pohon-pohon di area makan banyak ditebangi untuk keperluan bangunan.
“Berziarah harus bersuci terlebih dahulu seperti berwudhu.”

D.    Tradisi Pesta Baratan
Pesta Baratan adalah salah satu tradisi karnaval masyarakat Jepara yang erat kaitannya dengan Ratu Kalinyamat. Kata “baratan” berasal dari sebuah kata Bahasa Arab, yaitu “baraah” yang berarti keselamatan atau “barakah” yang berarti keberkahan. Tradisi Pesta Baratan dilaksanakan setiap tanggal 15 Sya’ban (kalender Komariyah) atau 15 Ruwah (kalender Jawa) yang bertepatan dengan malam nishfu syakban. sebuah tradisi arak- arakan yang digelar pada saat Nisyfu Sya’ban (pertengahan bulan Sya’ban) yang dimulai dari Masjid Al-Makmur desa Kriyan, kecamatan Kalinyamatan dan finish di pendopo kecamatan Kalinyamatan. Acara baratan tersebut diikuti oleh seorang yang berperan sebagai Ratu Kalinyamat yang menaiki kereta kuda, sosok sang ratu memakai baju merah dengan sanggulnya yang khas dan rambut yang tergerai. diikuti para dayang di kanan kirinya, para pengawal mengapitnya. Para prajurit dikuti oleh terbangan sholawatan dari daerah sekitar dan anak- anak yang membawa lampion, obor, maupun tetabohan- tetabohan.
Sampai di Lapangan Kenari, digelar aksi teatrikal yang memperlihatkan bagaimana perjuangan Ratu Kalinyamat melawan penjajah Portugis. Masyarakat yang ingin menyaksikan bagaimana pagelaran itu dilaksanakan, memadati lapangan tersebut.
Menurut cerita orang terdahulu mengatakan tradisi tersebut merujuk pada peristiwa pembunuhan Sultan Hadirin, suami Ratu Kalinyamat, yang dilakukan oleh Arya Penangsang. Jenazah Hadirin, waktu itu, diboyong pada malam hari maka butuh sebuah lampu penerang berupa oncor. Sebagai simbolisasi peristiwa tersebut setiap 15 Syakban masyarakat memperingatinya dengan pawai oncor atau obor.
Sesuai dengan artinya Baratan sesuai dengan kata asalnya Bara’atan berarti lebaran atau melebur.dengan adanya baratan orang Jepara yang berasal dari beberapa daerah berkumpul untuk mengikuti arak-arakan ataupun sekedar menonton. Dengan berkumpulnya tersebut maka mereka dapat menyambung tali silaturohmi dan saling memaafkan kesalahan masing-masing, sehingga saat Ramadlan tiba dosanya sudah melebur sehingga hatinya bersih dan ringan serta diberikan kemudahan menjalankan ibadah Puasa Ramadlon yang suci.


Dokumentasi Pesta Baratan Ratu Kalinyamat















makalah bela negara



MAKALAH
KURANGNYA KESADARAN BELA NEGARA MASYARAKAT  INDONESIA SEBAGAI PENGARUH MODERNISASI
Disusun guna memenuhi Tugas Mata Kuliah Umum Pendidikan Kewarganegaraan
Dosen pengampu : 1. Hadi Setyo Subiyanto
                                                                          2. Fredy Hermanto
LOGO UNNES.png








Disusun Oleh :
Popon Ariani S.                       1201415039
Nur Inayah                              2211415065
Sifa Faroah                              2303415019
Sofi Yuliana                            2301415020
Marizka Khoirunnisa               2301415040
Maya Romanti                                    2311415034


UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2016
BAB I
PENDAHULUAN

1.1       Latar Belakang

Dewasa ini kebutuhan manusia semakin beranekaragam. Hal ini berakibat manusia kian berlomba-lomba untuk menyempurnakan teknologi guna mempermudah pemenuhan kebutuhannya. Disadari atau tidak hal ini menjadi salah satu peluang bagi para entrepreneur untuk memperoleh keuntungan. Mereka berusaha menghasilkan teknologi-teknologi yang mutakhir. Mereka menghasilkan alat komunikasi, alat transportasi, alat-alat rumah tangga dan lain sebagainya.
Semakin mutakhir teknologi-teknologi tersebut, kebutuhan manusia semakin mudah untuk terpenuhi. Namun di samping kemudahan tersebut pasti ada pengaruh buruk yang dimiliki teknologi tersebut. Salah satu contohnya, gadget  yang dimiliki oleh hampir seluruh remaja Indonesia. Banyak dampak negatif yang dimiliki alat yang satu ini, walaupun sebenarnya apabila digunakan secara bijak dapat memberikan dampak yang baik.
Gadget memberikanfasilitas yang mewah bagi remaja yang bisa dimanfaatkan kea rah yang positif seperti  sebagai wahana fotografi. Namun juga bisa dimanfaatkan justru ke  arah yang negatif seperti bermain media sosial secara berlebihan dan melampaui batas. Tindakan yang melampaui batas ini terkadang menunjukan kurangnya kesadaran bela Negara remaja Indonesia salah satu kasusnya adalah. Oleh karena itu pada makalah kali ini kami akan membahas mengenai makna bela Negara untuk meningkatan pemahaman kita tentang bela Negara dan dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari.

1.2       Rumusan Masalah
1.             Apa makna bela Negara?
2.             Bagaimana implemetasi bela Negara di berbagai tingkatan profesi?
3.             Bagaimana contoh perilaku remaja yang tidak mencerminkan bela Negara?


1.3       Tujuan
1.             Menjalaskaskan makna belanegara
2.             Menjelaskan bagaimana implementasi bela Negara di berbagai tingkatan profesi
3.             Menjelaskan beberapa contoh perilaku remaja yang tidak mencerminkan bela Negara.




















BAB II
PEMBAHASAN

2.1         Makna Bela Negara

Bela Negara menurut UU No. 3 Tahun 2002 adalah sikap dan perilaku warga Negara yang djiwai oleh kecintaannya kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasan Pancasila dan Undang Undang Dasar 1945 dalam menjamin kelangsungan hidup bangsa dan Negara.
Sikap bela Negara harus didasari dengan  kecintaan terhadap NKRI. Kecintaan itu akan melahirkan kesadaran pada tiap individu tentang  adanya hak dan kewajiban sebagai warganegara dan salah satunya adalah kewajiban  bela Negara. Seperti dijelaskan di beberapa sumber mengenai salah satu bentuk implementasi bela Negara adalah melalui  Pendidikan Pendahuluan Bela Negara (PPBN). PPBN ini meliputi salah satunya pendidikan kewarganegaraan. di sana akan dijelaskan mengenai Indonesia dan sejarahnya. Dengan mengenal bangsa sendiri maka akan tumbuh rasa cinta tanah air yang dapat meningkatkan kesadaran bela Negara.
Motivasi bela Negara dapat dipengaruhi oleh berbagai factor salah satu di antaranya adalah adanya ancaman dampak negatif moderenisas teknologi.
Sementara dinyatakan dalam pasal 27 ayat 3 UUD 1945,  bahwa usaha bela Negara merupakan hak dan kewajiban setiap warga Negara. Hal ini menunjukkan adanya asas demokrasi dalam pembelaan Negara yang mencakup dua arti. Pertama, bahwa setiap warganegara turut serta dalam menentukan kebijakan  tentang pembelaan Negara. Kedua, bahwa setiap warga Negara harus turut serta dalam setiap usaha pembelaan Negara, sesuai dengan profesi dan kemampuan masing-masing.


2.2         Implementasi bela Negara di berbagai tingkatan profesi

Cakupan implementasi bela Negara
1.             Lingkungan Pendidikan
Melalui Pendidikan Pendahuluan Bela Negara(PPBN). Tujuan PPBN  meliputi:
a.              Menumbuhkan kecintaan kepada tanah air
b.             Menumbuhkan kesadaran berbangsa dan bernegara Indonesia
c.              Menumbuhkan keyakinan akan kesaktian Pancasila sebagai ideology Negara
d.             Menumbuhkan kerelaan berkorban untuk Negara
e.              Memberikan kemampuan awal bela Negara

PPBN wajib diikuti oleh setiap warga Negara dan dilaksanakan secara bertahap yaitu:
a.              Tahap awal pada pendidikan tingkat dasar sampa dengan menengah dan pendidikan luar sekolah termasuk kepramukaan.
b.             Tahap lanjutan daam bentuk Pendidikan Kewarganegaraan pada tingkat pendidikan tinggi.

2.             Lingkungan Pekerjaan
Salah satu bentuk implementasi bela Negara dalam lingkungan pekerjaan adalah dengan  ditetapkannya Undang Undang K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja). Dengan ditaatinya Undang Undang ini diharapkan pekerja tetap terjaga kesehatan dan keselamatannya sehingga memiliki motivasi kerja yang tinggi , memiliki disiplin dan produktivitas yang tinggi pula sesuai dengan profesinya masing-masing. Dengan meningkatnya produktivitas kerja akan meningkatkan pendapatan badan usaha yang merupakan salah satu pendapatan pemerintah dari sektor dalam negeri. Dana ini pada akhirnya dapat digunakan untuk pembiayaan bela Negara. 

3.             Lingkungan Pemukiman
Implementasi bela Negara dalam lingkungan pemukiman dapat berupa perilaku gotong royong, hidup sehat, hidup bersih, tertib dan aman, melestarikan lingkungan di setiap pemukiman.
Harapan dari bentuk implementasi belanegara antara lain sebagai berikut:
1.             Memiliki kemampuan awal bela Negara
a.              Secarapsikis :
Memilikisifat – sifat tertentu seperti disiplin, ulet, kerja keras, taat terhadap peraturan perundag – undangan, mandiri, dan tahan uji untuk mencapai tujuan nasional.
b.             Secara fisik :
Memiliki kesehatan dan ketrampilan jasmani yang dapat mendukung kemampuan awal bela Negara.
2.             Memiliki kerelaan berkorban untuk bangsa dan Negara
Bentuk – bentuk perwujudannya sebagai berikut:
a.              Rela mengorbankan waktu, tenaga, pikiran, dan harta benda untk kepentingan umum
b.             Siap mengorbankan jiwa dan raga bagi kepentingan bangsa dan Negara


2.3         Contoh  perilaku  remaja  yang tidak  mencerminkan bela Negara

1.             Lebih memilih produk impor dari pada produk dalam negeri
2.             Memakai pakaian yang terkesan kebarat baratan
3.             Senang mengumbar emosi di media sosial yang dapat mengundang kericuhan
4.             Memanfaatkan kecanggihan teknologi untuk tindak kejahatan

2.4         Kasus Penghinaan Lambang Negara
Garuda Pancasila merupakan lambang Negara Indonesia, serta semboyan Bhinneka Tunggal Ika yang berarti meskipun berbeda-beda tetapi tetap satu jua, juga merupakan slogan yang sangat dijunjung tinggi dan diharapkan dapat menjadi slogan panutan untuk setiap Warga Negara Indonesia. Selain itu, Negara Indonesia memiliki dasar negara yakni Pancasila. Dengan semangat yang sangat membara dan tekad kuat untuk merdeka, para pejuang bangsa telah memikirkan dan menetapkan lambang dasar negara kita ini dengan harapan agar Indonesia dapat menjadi negara yang makmur bagi warga negara nya.
Karena kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi serta pola hidup yang lebih mementingkan diri sendiri atau yang dikenal dengan individualisme dan lunturnya sikap bela negara, banyak sikap dan tingkah laku masyarakat yang telah menjauhi norma yang telah ditetapkan. Padahal, norma ini sangat berguna untuk kelancaran dan kemakmuran kehidupan dalam bermasyarakat.
Baru-baru ini, telah terjadi sebuah kasus dimana Zaskia Gotik, salah satu penyanyi dangdut Indonesia menjadi sorotan publik karena ulahnya sendiri. Rakyat geram karena dia telah menghina lambang negara yang dijunjng tinggi Bangsa Indonesia, yakni sila kelima yang dilambangkan dengan “bebek nungging”. Akibatnya, ia harus berurusan dengan aparat hukum.
Ini yang sedang terjadi di Indonesia, bahwa Lembaga Sensor Indonesia sudah mulai bekerja dengan kendor, sehingga dengan mudahnya memberikan izin sebuah acara tv untuk disiarkan. Padahal kita tahu, bahwa televisi merupakan sarana publik yang bertujuan untuk mencerdaskan bukan untuk memberikan hiburan dengan cara yang tidak mendidik dan tidak memiliki nilai moral. Ini sangat ironi bagi perkembangan anak-anak hingga remaja-remaja Indonesia, yang sebenarnya merupakan ujung tanduk suatu bangsa.
Kronologi peristiwa pelecehan terhadap lambang negara yang dilakukan Zaskia Gotik ini dimulai saat acara musik live ini berlangsung. Jadi, pembawa acara yang lain melontarkan sebuah pertanyaan yang ditujukan kepada Zaskia, mulai dari kapan hari proklamasi Republik Indonesia dan lambang dari sila kelima. Namun yang terjadi justru Zaskia tidak berpikir panjang lagi dan langsung menjawab pertanyaan itu tanpa memikirkan resiko dari pertanyaan itu jika ia menjawab dengan bercanda. Jika alasan menjawab dengan maksud untuk menghibur penonton, sungguh itu alasan yang tidak bisa diterima oleh hukum.
Ini menjadi contoh bagi kita semua bahwa, saat bercanda pun kita harus memutar otak agar walaupun sekedar bercanda tetapi bermanfaat dan bernilai moral. Oleh karena itu, kita dituntut untuk berpengetahuan umum yang luas, agar tidak dapat “dibodoh-bodohi” orang-orang, serta pintar itu tidak merugikan, kan? Sebagai manusia, kita memang membutuhkan sarana hiburan tetapi tidak dengan cara menghina, bukan? Terlebih lagi menghina lambang negara kita sendiri. Warga Indonesia yang baik seharusnya bangga serta turut melindungi kehormatan bangsa dengan apa yang telah ada dan ditetapkan oleh para pejuang Indonesia, bukan malah membuat lambang dan kehormatan bangsanya sendiri sebagai bahan lelucon. Semakin berkembangnya teknologi dan modernisasi pengetahuan dan sikap masyarakat terhadap bela negara semakin luntur, Untuk  itu perlu adanya pendidikan dan pemaham yang lebih mendalam mengenai bela negara di berbagai lapisan masyarakat  agar kasus semacam ini tidak  terjadi di kemudian hari.


BAB III
PENUTUP

3.1       Kesimpulan
Bela Negara adalah sikap dan perilaku warga Negara yang djiwai oleh kecintaannya kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasan Pancasila dan Undang Undang Dasar 1945 dalam menjamin kelangsungan hidup bangsa dan Negara ( UU No. 3 tahun 2002 ). Bela Negara diperlukan untuk mengantisipasi serta mengatasi hal – hal yang berkaitan dengan kedaulatan negara.

3.2       Saran
Kesadaran akan Bela Negara perlu ditumbuhkan dan ditanamkan kepada seluruh lapisan masyarakat secara terus menerus agar tidak terjadi kasus yang menjatuhkan kehormatan bangsa.

MENDAFTAR UJIAN SERTIFIKASI PABEAN   Mendaftar ujian sertifikasi pabean dapat dilakukan secara mandiri maupun melalui lembaga kursus pab...